Kamis, 28 November 2013

Makalah Perilaku Individu dalam Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suatu usaha untuk mengetahui mengapa manusia berperilaku seperti mereka tunjukkan di dalam organisasi-organisasi, memerlukan pemahaman tertentu tentang perbedaan-perbedaan individual.
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perilaku individu sangatlah berbeda dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu tersebut tinggal. Pe­ri­l­­aku yang berbeda mengakibatkan berbedanya kebutuhan setiap individu. Untuk itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan yang berbeda tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia tidak mungkin hidup seorang diri. Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut makan manusia harus melakukan kerjasama karena manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Disitulah tingkat keterbatasan manusia sehingga membutuhkan kerjasama. Dan organisasi adalah salah satu wadah untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berbagi pikiran dan mencapai tujuan bersama.
Organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk suatu komponen yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah yang menjadi permasalahan. Pada intinya setiap oragnisasi memiliki individu yang berbeda-beda, baik itu dari sikap, kemampuan dan keterampilan. Adanya perbedaan antar individu ini dapat menyem­purnakan apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut. Maka kami tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul “Perilaku Individu Dalam Organisasi”.

B.     Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang di angkat,meliputi:
1.      Apa pengertian perilaku individu?
2.      Variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi perilaku individu?
3.      Apa teori dan prinsip motivasi?
4.      Bagaimana penerapan motivasi dalam organisasi?
5.      Apa faktor tekanan (stress) pada individu?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian perilaku individu
2.      Untuk mengetahui variable-variabel yang mempengaruhi perilaku individu
3.      Untuk mengetahui teori dan prinsip motivasi
4.      Untuk  mengetahui penerapan motivasi dalam organisasi
5.      Untuk mengetahui faktor penyebab tekanan stress individu
D.    Manfaat
1.      Memberikan informasi tentang Perilaku Individu dan berbagai variabel-variabel yang mempengaruhinya.
2.      Berguna sebagai bahan acuan untuk mengetahui masalah apa dan solusi apa yang ada didalam organisasi






BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Perilaku Individu
Perilaku Individu dapat diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan, serta segala sesuatu yang dilakuakan manusia baik yang dilakukan dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan seperti berbicara, bertukar pendapat, berjalan dan sebagainya. Menurut Gibson (1996) menya­takan “perilaku individu adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang seperti: berbicara, berjalan, berfikir atau tindakan dari suatu sikap”. Sedangkan menurut Kurt Levin: “perilaku (Behavior = B) individu pada dasarnya merupakan fungsi dari interaksi antara person/individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan (Enviromamet = E)”. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga setiap manusia mempunyai keunikan-keunikan tersendiri. Oleh sebab itu antara individu yang satu dengan yang lain pasti mempunyai perbedaan-perbadaan.
Ada beberapa alasan yang menganggap manusia berperilaku berbeda. Diantaranya adalah:
1.      Manusia berperilaku berbeda karena memiliki kemampuan tidak sama
Perbedaan kemampuan ini ada yang beranggapan karena perbedaan menyerap informasi dari suatu gejala atau fenomena. Adapun yang menganggap karena hasil didikan dan pengalaman. Namun, kita dapat memahami bahwa kemampuanseseorang dapat membedakan kemampuannya. Dengan demikian, kita akan paham pula mengapa seseorang berperilaku berbeda dengan yang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sama.



2.      Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
Ahli ilmu perilaku umumnya berpendapat bahwa manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah beberapa per­nya­­taan dalam diri seseorang(Internal State) yang menyebabkan seseorang itu ber­tindak untuk mencapainya dalam bentuk objek atau hasil objek atau hasil.
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungan yang memang berbeda. Individu membawa kedalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu organisasi atau yang lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik seperti keteraturan  yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem pengendalian dan sebagainya. Jika karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi.
B.     Variabel-variabel yang Mempengaruhi Perilaku Individu
Perilaku individu dipengaruhi oleh variable-variabel individu termasuk kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan Demografik. Variable-variabel tersebut. Pola-pola perilaku manusia senantiasa mengalami perubahan, walaupun sedikit. Dan setiap pemimpin sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan perubahan dalam perilaku, yang dapat menyebabakan makin membaiknya performa anggotanya.


1.      Variabel-variabel Individual
a.       Kemampuan dan keterampilan
Terkadang dalam sebuah organisasi kita menjumpai anggota tertentu yang walaupun termotivasi namun tidak memiliki kemampuan ataupun keterampilan untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan penting dalam perilaku individu dan performa.
Kemampuan merupakan sebuah sifat yang memungkinkan seseorang melaksanakan sesuatu tindakan mental atau fisikal. Sedangkan keterampilan merupakan kompetensi yang berkaitan dengan tugas.
b.      Latar Belakang
Latar belakang menyangkut tentang kelas sosial, keluarga dan penga­la­man dari pekerja yang bersangkutan.
c.       Demografik
Klasifikasi penting dari demografi adalah perbedaan jenis kelamin dan keragaman ras dan budaya.
2.      Variabel-varibel psikologi individu
a.       Persepsi
Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan perorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologi.
b.      Atribusi
Teori atribusi memberikan pengertian ke dalam proses sehingga kita mengetahui sebab dan motif perilaku tersebut. Mengamati perilaku dan menggambarkan kesimpulan dinamakan membuat atribusi. Atribut disposisi menekankan beberapaaspek individu seperti kemampuan, keterampilan atau motivasi internal atribusi situasional menekankan akibat dari lingkungan terhadap perilaku. Menjelaskan bahwa seorang anggota baru yang mempunyai prestasi rendah disebabkan oleh periodepenyesuaian khusus untuk mempelajari prosedur sebuah contoh membuat atribusi situasional.
c.       Sikap
Sikap adalah determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negative atau keadaan mental yang selalu disiapkan dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap objek-objek dan keadaan.
d.      Kepribadian
Kepribadian seseorang adalah himpunan karakteristik, kecenderungan dan tempramen yang relative stabil yang dibentuk secara nyata oleh faktor keturunan dan factor social buadaya dan keturunan. Himpunan variable ini menentukan karakteristik dan perbedaan dalam perilaku individu.
C.    Teori dan Prinsip Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang.Motivasi dalam perilaku organisasi dikenal sebagai kemauan untuk berjuang/ berusaha ketingkat yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan organisasi dan untuk memperoleh kepuasan dalam pemenuhan-pemenuhan kebutuhan pribadinya (Robbinn,993).
Teori motivasi terdiri dari dua kategori yaitu teori kepuasaan dan teori proses. Teori kepuasan memusatkan perhatian pada factor-faktor didalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Sedangkan teori proses menerangkan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan. Teori kepuasaan memusatkan diri pada kebutuhan individu didalam menjelaskan kebutuhan kerja, perilaku kerja dan sistem imbalan.
1.      Teori kepuasaan
a.       Teori hirarki kebutuhan (Abraham Maslow’s): bahwa dalam diri setiap orang ada hierarki lima kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, social, penghargaan, dan aktualisasi diri.
b.      Teori ERG tidak menerima adanya hieraki yang kaku dimana urutan lebih rendah harus terpuaskan secara substansial lebih dulu sebelum seseorang dapat meningkatkan kepada kebutuhan berikutnya.
c.       Teori Motivasi Higienis (Frederick Herzberg) : Hubungan seseorang dengan pekerjaannya itu merupakan sesuatu yang mendasar, dan sikap orang tersebut terhadap pekerjaannya dapat menentukan kesuksesan atau kegagalannya.
d.      Teori kebutuhan Mc.Clelland : teori ini memfokuskan pada 3 jenis kebutuhan yaitu keberhasilan, kekuatan / kewenangan, dan afiliasi :
1.       keberhasilan: Dorongan untuk menjadi yang terbaik, untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan untuk berjuang demi kesuksesan.
2.       kekuatan: Kebutuhan untuk membuat orang-orang lain berperilaku dengan cara-cara yang kita kehendaki, tidak ada/sedikit kemungkinan mereka dapat berperilaku lain atau dapat disebutkan keinginan untuk memiliki dampak, pengaruh, dan control terhadap orang-orang lain.
3.       Kebutuhan untuk afiliasi : Keinginan untuk memiliki hubungan-hubungan persahabatan atau hubungan antar manusia secara dekat, atau bisa juga disebut keinginan untuk dapat disukai dan diterima oleh orang lain.
2.      Teori Proses
a.         Teori Penguatan
Teori yang menggunakan pendekatan perilaku, yang berargumentasi bahwa penguatan mengondisikan perilaku. Menurut teori ini perilaku seseorang dipengaruhi lingkungan dan apa saja yang mengontrol perilaku adalah faktor-faktor penguat yang berupa konsekuensi apa saja yang mengikuti respons seseorang yang dapat meningkatakan kemungkinan orang tersebut untuk mengurangi perilakunya. Teori ini menggabaikan status internal individu berupa perasaan, sikap, harapan, dan variable, variable kognitif lainnya.



b.      Teori ekpetasi (teori harapan)
Teori ini berasal dari Viktor Vroom 1993 yang menyebutkan bahwa kekuatan dari kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu tergantung pada adanya daya tarik hasil tersebut kepada individu yang bersangkutan.
Prinsip motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Pempengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin. Maka kemampuan untuk mempengaruhi orang adalah yang penting.
D.    Penerapan Motivasi Dalam Organisasi
Empat fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, leading, dan controlling. Pada pelaksanaannya, setelah rencana dibuat (planning), organisasi dibentuk (organizing), dan disusun per­sonalianya, maka langkah berikutnya adalah menugaskan/ meng­a­rah­kan anggota menuju ke arah tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) ini secara sederhana adalah membuat para anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi anggota merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan pemimpin untuk memotivasi anggotanya akan sangat menentukan efektifitas pemimpin. Pemimpin harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata ‘motivasi’ (motivation) atau motivasi, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini, akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.




E.     Tekanan (Stress) Individu
Stres adalah kondisi dinamis dengan rasa tegang dan cemas pada individu atau kumpulan individu dikarenakan ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon yang dihadapkan dengan kesempatan pembatas yang diinginkannya dengan ditandai oleh ketegangan emosional yang berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik. Secara umum stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Adapun penyebab stress individu dan keorganisasian yaitu :
1.      Penyebab Individual : beban pekerjaan terlalu berat, tanggung- jawab yang terlalu besar, konflik peranan, tidak ada kemajuan karir
2.      Penyebab Keorganisasian ; struktur organisasi dan kebijakan  tidak jelas.
Faktor pemicu stress terbagi menjadi dua, yaitu stress dari luar ling­kungan organisasi dan stress dari dalam lingkungan organisasi. Stress dari luar lingkungan organisasi adalah berupa urusan pribadi yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan organisasi. Sementara stress dari dalam lingkungan organisasi bisa berupa beban pekerjaan yang berlebih, desakan waktu (deadline) dan sebagainya.









BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia memiliiki perilaku individu yang berbeda. Dimana adanya perbedaan tersebut membuat setiap individu berkumpul dalam sebuah organisasi dalam mencapai tujuan bersama. Setiap individu memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda dengan tingkatan yang berbeda pula.
Dengan adanya perbedaan perilaku individu tentu saja berpengaruh terhadap organisasi. Disini pemimpin bertugas untuk menjalankan fungsi manajemen yaitu fungsi pengarahan terhadap anggotanya. Motavasi yang diberikan oleh pemimpin tentunya agar anggota organisasi mampu mencapai tujuan bersama. Namun, tidak membuat anggotanya tertekan dengan adanya tugas-tugas yang dianggap terlalu membebankan. Karena stress yang diderita anggota dapat berakibat buruk terhadap performa organisasi tersebut.
B.     Saran
Dalam keikutsertaan kita di organisasi sebaiknya kita mengenal satu sama lain, agar tercipta keharmonisan dalam organisasi tersebut serta saling memberikan motivasi dan support antar sesama anggota organisasi.





DAFTAR PUSTAKA

Winardi, J. Prof.,Dr. (2007). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: kencana.

Adypato. (2011). Perilaku dan Perbedaan Individual. Tersedia:

Elfasashi.  (2013). Perilaku individu dan pengaruhnya. Tersedia:

Kula, Taufikkurahman. (2013). Jenis-jenis Perilaku Individu. Tersedia:

Ony, Latief. (2013). Prinsip motivasi dan kepemimpinan. Tersedia:




0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar